Hal pertama yang menarik dari buku ini adalah : kopi.
Bisa dibilang jarang ada novel tentang kopi, maksudku yang benar-benar ada informasi tentang kopi. Sejarahnya, jenis-jenisnya kopi dan racikannya, cara meraciknya, bahkan mungkin budaya cara meminumnya. Kebanyakan novel tentang kopi hanya menggunakan cafe sebagai setting tempat dan menyelipkan beberapa nama jenis racikan kopi. Selebihnya, kisah tentang tokohnya.
Robert Wallis, seorang penyair amatir yang terancam miskin karena tidak segera menyelesaikan kuliahnya dan uang jatah bulanan kiriman ayahnya akan dihentikan, memiliki selera tinggi tentang gaya hidup. Pakaiannya yang selalu update, berselera tinggi dalam segala hal, termasuk juga kopi. Saat ia sedang duduk di sebuah cafe dan melontarkan ketidakpuasannya terhadap kualitas kopi yang disajikan cafe tersebut, ia bertemu Samuel Pinker. Ia merekrut Robert Wallis untuk mendefinisikan kualitas dari berbagai macam kopi yang dimilikinya sebagai bagian dari usaha yang dirintisnya.
Robert kemudian menyetujui kerjasama tersebut. Dengan kemampuannya mengenali dan mendefinisikan kualitas kopi baik dari aroma maupun rasa, ia dan putri Samuel Pinker, Emilly Pinker membuat sebuah Pedoman. Pedoman ini yang akan mereka gunakan untuk memajukan usaha cafe milik Samuel Pinker, cafe yang menyajikan bukan sembarang kopi.
Seringnya bertemu dan membuat Pedoman bersama, membuat Robert pada akhirnya memiliki rasa terhadap Emilly. Samuel Pinker kemudian mengutus Robert Wallis untuk ke daratan Afrika, menemukan dan membuka lahan perkebunan untuk Pinker di sebuah daerah yang dikenal sebagai pusat asal kopi. Robert berangkat. Di sana ia kemudian bertemu dengan seorang budak milik saudagar Arab yang menawan, yang dengan berani menyelipkan sebiji kopi di tangan Robert Wallis. Mereka kemudian saling jatuh cinta, dan berusaha membebaskan Fikre, budak tersebut, dari saudagar Arab yang memilikinya. Namun pada akhirnya, Fikre malah meninggalkan Robert! Emilly malah menikah dengan orang lain!
Betapa mengejutkan bahwa apa yang didapat dari buku ini tentang kopi ternyata lebih dari yang dibayangkan. Sejarah kopi. Setting waktu novel ini sekitar tahun 1895, di London. Itu masih termasuk zaman Ratu Victoria (nilai plus, karena aku lagi suka cerita apa pun pada zaman Victoria). Pada saat itu sepertinya kopi masih belum terlalu populer, tetapi sedang menuju kepopuleran itu sendiri. Mengingat keluarga kerajaan lebih suka minum teh dan menganggap teh adalah minuman ningrat. Jenis-jenis tanaman kopi dari berbagai negara disebutkan. Dan, wah, ternyata yang namanya kopi moka itu bukan hanya campuran kopi dengan coklat, tetapi memang ada tanamannya sendiri! Menyenangkan bisa membaca novel yang menyatukan fakta dan sejarah dengan fiksi romansa. Dan semuanya seimbang. Kadang kan ada novel yang terlalu menitikberatkan pada cerita cinta si tokoh dan si kopi cuma sebagai atribut dari para tokoh. Di sini kopi sebagai fokusnya, tetapi cerita cinta dan kehidupannya juga menarik untuk diikuti.
Boleh dikatakan, keputusanku membeli buku ini, tidak mengecewakan. Dan apa lagi yang lebih tepat menemani membaca buku ini selain kopi itu sendiri? :)
Love,
anind
Judul buku : The Various Flavours of Coffee (Rasa Cinta dalam Kopi)
Pengarang : Anthony Capella
Jenis : Novel
Tebal hal : 680 hal + cover