Pernah nggak kalian berada di lingkungan kerja yang terasa tidak menyenangkan? Kamu merasa semua pekerjaan dibebankan ke kamu, dengan alasan bahwa hanya kamu yang mampu setelah mereka mengetahui potensimu dan kamu nggak bisa nolak itu. Atau kebetulan kamu berkonflik dengan rekan kerja kamu, yang mana kalian tidak mampu menyelesaikan konflik tersebut sehingga membuat suasana kerja jadi nggak enak, dan membuat kamu jadi memforsir diri kamu untuk bekerja lebih keras karena kamu merasa kamu kurang produktif dibandingkan dia? Bisa jadi, kamu kurang berkomunikasi dan bersikap asertif.
Apa itu Asertif?
Perilaku asertif adalah kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain secara jujur dan terbuka dengan tetap menghormati hak pribadi dan orang lain (Anfajaya & Indrawati, 2016).
Dibandingkan dengan cara komunikasi yang lain seperti agresif atau pasif-agresif, cara komunikasi asertif tentunya jauh lebih sehat, terutama dalam lingkungan kerja. Karena dalam lingkungan kerja, kita akan sering menemukan diri kita bekerja dalam tim, artinya kita harus bekerja sama dengan orang lain. Menurutku, salah satu faktor keberhasilan tim termasuk bagaimana kita berkomunikasi dan menjalin relasi. Ketika kita mampu berkomunikasi secara asertif, tentunya hubungan antar anggota tim akan lebih sehat, minim konflik, lebih solid dan profesionalisme terjaga.
Boleh baca artikel tentang apa itu Komunikasi Asertif di blog Satu Persen : Komunikasi Asertif: Tips Bicara Tegas Tanpa Terkesan Menghakimi untuk lebih jelasnya.
Dampaknya kalau kamu kurang bersikap atau berkomunikasi asertif
Tentunya kemampuan berkomunikasi secara asertif tidak serta merta dapat terjadi. Ada orang yang sudah terbiasa berkomunikasi secara asertif karena lingkungannya melatih dan membentuk dia untuk mampu berkomunikasi secara asertif. Namun ada juga yang mungkin karena pola asuh orang tua, menyebabkan ia menjadi pribadi yang gak enakan, gak bisa menentukan batasan, sehingga tidak bisa menyampaikan apa yang ia rasakan secara jelas dan jujur karena takut menyakiti perasaan orang lain, padahal dia sendiri keberatan. Apalagi kalau dia dihadapkan dengan tipikal orang yang berkomunikasi dengan cara agresif atau pasif-agresif. Dia akan semakin kesulitan untuk mengemukakan perasaannya dengan jelas dan jujur karena merasa kalah.
Dampak dari kalau kita kurang bersikap atau berkomunikasi asertif, utamanya di lingkungan kerja antara lain :
1. Komunikasi kurang efektifKomunikasi kamu dengan anggota tim bakalan kurang efektif ketika kamu kurang bersikap asertif. Kamu mungkin akan berusaha mengemukakan pendapatmu namun tidak dengan bahasa yang jelas karena takut menyinggung perasaan misalnya. Ini bisa menjadikan mispersepsi pada orang lain. Penerimaan pesan menjadi tidak jelas sehingga feedback yang diterima pun juga bisa tidak sesuai dengan yang kamu harapkan. Ini berpotensi membuat pekerjaan menjadi tidak segera selesai.
2. Berpotensi burn-out
3. Konflik internal tak berkesudahan
Atau kamu juga bisa ngobrol sama Mentor terlatih Satu Persen di Layanan Online Mentoring Satu Persen. Sst, bulan ini juga ada Webinar dari Satu Persen yang membahas tentang Komunikasi Asertif lho, bisa cek di Webinar Tips Kuasai Komunikasi Asertif yang nantinya akan diberikan oleh Psikolog Satu Persen.
Komunikasi memang ada banyak sekali cara, namun tentunya kita ingin berkomunikasi dengan cara yang sehat. Karena komunikasi yang sehat tentunya akan membuat hubungan kita dengan orang lain maupun dengan diri kita sendiri juga akan sehat. Sehingga kesehatan fisik dan mental kita akan terjaga dengan baik dan membantu kita menjalani #HidupSeutuhnya yang berkualitas.
Artikel ini dibuat untuk mengikuti #SatuPersenBlogCompetition