Continued from The Unknown : Single Women
Hari berlalu dengan cepat. Nania membereskan kubikelnya tepat jam empat sore. Sampai di rumah, Nania merebahkan tubuhnya di sofa. Melemaskan ototnya, merilekskan pikirannya. Tapi masih terbayang Bu Lily. Entah kenapa Nania merasa tertantang. Ia harus membuat Bu Lily terkesan dengan penampilannya. Buru-buru dia mandi, membersihkan debu dan sisa makeup tipis di wajahnya. Setelah mandi, ia menatap meja riasnya. Nania tidak bisa dibilang buta makeup. Tapi juga bukan pesolek. Makeup yang ia punya hanya satu lipstik, satu lipgloss, bedak, dan palet eyeshadow yang ia sendiri lupa kapan belinya. Ia meringis.
Kemudian ia beranjak ke kamar Mamanya, berharap menemukan beberapa makeup. Sama saja. Mamanya hanya punya satu palet eyeshadow tiga warna : coklat tua, coklat muda dan krem terang. Lipstik juga cuma satu, warna merah cabe membara huah huah. Bedak, foundation cair yang ia yakin Mamanya sendiri juga sudah lupa kapan belinya, dan sebatang pensil alis. Ia membuka lemari meja rias, menemukan blush on warna orange. Akhirnya ia memutuskan meminjam pensil alis dan blush on. Tangannya hampir meraih lipstik warna merah itu, tapi mengurungkannya. Ia tak mau tampak seperti vampir yang baru selesai makan tapi belepotan.
Nania menatap cermin. Wajahnya sudah bebas jerawat. Hanya masih meninggalkan bekas berupa bintik-bintik. Ia tak pernah menyadarinya. Ia terlalu cuek dengan wajahnya. Akhirnya ia mulai. Dioleskannya krim wajah yang tiap hari dia pakai. Lalu menepuk-nepuk bedak. Dilanjut menebalkan alis. Matih!! Alisnya tebal sebelah! Ia terpaksa menambah ketebalan di alis yang satunya. Lumayan...
Ia melanjutkan eyeshadow. Warna di palet eyeshadownya sebenarnya cukup banyak. Tapi ia tidak tahu mana yang dipakai lebih dulu. Ia pulaskan warna coklat muda. Dia pilih aman saja. Tapi...nggak ada salahnya nyoba warna lain kan?
Ia melanjutkan memulas eye shadow warna......apa ya? Hijau tua ini tampak bagus. Ia pernah melihat riasan smokey eyes di majalah. Ia menirunya, dipulas di ujung luar matanya. Dipulasnya lipstik yang dia punya. Pink muda. Setelah selesai........dia diam. Mendadak pintu kamarnya dibuka.
Ia melanjutkan memulas eye shadow warna......apa ya? Hijau tua ini tampak bagus. Ia pernah melihat riasan smokey eyes di majalah. Ia menirunya, dipulas di ujung luar matanya. Dipulasnya lipstik yang dia punya. Pink muda. Setelah selesai........dia diam. Mendadak pintu kamarnya dibuka.
"Lhah, kamu ngapain??"
No comments:
Post a Comment